Pengukuran Indeks Ketahanan Kota merupakan cara (tools) yang digunakan untuk memahami ketahanan sebuah kota. Di Kota Semarang, pengukuran indeks ketahanan dilaksanakan melalui dua (2) program yaitu:(1) Perhitungan City Resilience Index (CRI) yang dikembangkan oleh ARUP; dan (2) Urban Community Resilience Assessment (UCRA) yang bekerjasama dengan World Resources Institute (WRI).
- Perhitungan City Resilience Index (CRI)
City Resilience Index (CRI) atau Indeks Ketahanan Kota merupakan program inisiatif tindak lanjut dari penyusunan Dokumen Strategi Ketahanan Kota Semarang. CRI dilaksanakan pada Juli – September 2017 dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif yang mencakup 52 indikator indeks ketahanan kota. Ke-52 indikator tersebut dikelompokkan kedalam empat (4) aspek, yaitu (1) kesehatan dan kesejahteraan; (2) infrastruktur dan ekosistem; (3) ekonomi dan sosial; serta (4) kepemimpinan dan strategi. Hasil pengukuran CRI memberikan gambaran mengenai ketahanan Kota Semarang dan dapat dimanfaatkan untuk memberikan masukan dalam perumusan indicator perencanaan pembangunan. Dokumen dapat diunduh di bagian “Pengembangan Pengetahuan > Laporan/Dokumen Kegiatan”.
- Urban Community Resilience Assessment (UCRA)
Urban Community Resilience Assessment (UCRA) atau Penilaian Ketahanan Komunitas Perkotaan dilaksanakan pada September 2017 – Februari 2018. UCRA dilaksanakan dengan melakukan pengukuran ketahanan di tiga (3) level yaitu kota, komunitas, dan individu. Penilaian ketahanan di skala komunitas dan individu difokuskan dilaksanakan di tiga (3) Kelurahan yaitu: Kaligawe, Kelurahan Sukorejo, dan Kelurahan Tanjungmas. Proses pengumpulan data dilaksanakan melalui data primer (FGD, survei primer, wawancara, dan kuesioner) dan review terhadap data sekunder. UCRA dapat memberikan gambaran mengenai ketahanan masyarakat di lokasi yang berbeda dalam level masyarakat. Dokumen dapat diunduh di bagian “Pengembangan Pengetahuan > Laporan/Dokumen Kegiatan”.