Sebagai bagian dari membangun ketahanan banjir, Mercy Corps Indonesia telah bekerja sama dengan IUCCE (Inisiatif Perubahan Iklim dan Lingkungan Perkotaan) dalam membuat Dokumen Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (CBDRM) di 16 kelurahan di Kanal Banjir Barat, Kota Semarang dan 6 desa/kelurahan di Kabupaten Semarang. Rangkaian workshop dan pertemuan masyarakat telah dilakukan untuk melengkapi Dokumen CBDRM untuk setiap desa/kelurahan. Dokumen-dokumen tersebut terdiri dari pemetaan banjir, rute dan tempat evakuasi, prioritas masalah, dan daftar strategi. Salah satu workshop juga mengevaluasi kemungkinan strategi yang diusulkan untuk dilaksanakan dan melihat kesediaan untuk berpartisipasi dari sisi komunitas.
Dalam rangkaian workshop tersebut, diperoleh pula informasi bahwa beberapa kelurahan/desa di wilayah tersebut juga terjadi longsor. Oleh karena itu, dalam upaya membangun ketahanan banjir dan longsor masyarakat di wilayah sepanjang DAS Garang (Kabupaten dan Kota) dilaksanakan lokakarya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir dan longsor.
Dalam acara lokakarya tersebut, dihadiri oleh Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jawa Tengah, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang, perwakilan dari BPBD Kota Semarang, serta masyarakat di 22 Kelurahan/Desa pada sepanjang aliran DAS Garang dari hulu hingga hilir. Narasumber dari acara ini adalah BPBD Provinsi Jawa Tengah, PMI Kota Semarang serta Unit Layanan Inklusi Disabilitas Penanggulangan Bencana ( Unit Lidi ). Acara lokakarya ini dibuka oleh sambutan serta paparan Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jawa Tengah, bapak Sarwa Pramana, dan dilanjutkan oleh diskusi panel dengan narasumber dari BPBD Provinsi Jawa Tengah terkait materi Kelurahan Tangguh Bencana yang disampaikan oleh bapak I Ketut Artana, Penanganan Darurat dan Kebutuhan Dasar Pengungsi oleh bapak Kholid Zakaria, serta Psikososial oleh bapak Dinarjati Nugroho Saputro, dengan moderator ibu Mega Anggraeni dari IUCCE. Dalam diskusi tersebut, peserta lokakarya diberikan pemahaman bagaimana dapat terbentuk kelurahan/ desa tangguh bencana serta bagaimana melakukan manajemen saat terjadi bencana.
Setelah diskusi panel, dilanjutkan dengan paparan oleh bapak Jatmiko ( PMI Kota Semarang ) yang menyampaikan materi terkait Pertolongan Pertama. Materi ini disampaikan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman lebih kepada masyarakat terkait melakukan pertolongan pertama terhadap korban bencana, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menolong korban bencana. Acara selanjutnya adalah paparan oleh bapak Basuki terkait Mandat Inklusi dalam Penanggulangan Bencana. Paparan ini disampaikan oleh bapak Basuki ( Unit Lidi ) dengan metode bercerita kepada peserta lokakarya, diiringi dengan permainan musik biola. Dongeng yang disampaikan beliau adalah tentang bagaimana disabilitas saat bencana terjadi. Selain itu beliau juga memberikan kesempatan kepada peserta untuk berdiskusi terkait kebutuhan apa saja yang penting untuk penyandang disabilitas ketika bencana terjadi. Acara lokakarya ini di tutup oleh materi yang disampaikan oleh Bapak Kasihan ( Unit Lidi ) terkait Inklusi dalam Aksi Kemanusiaan. Beliau menyampaikan beberapa inklusi yang harus dipelajari oleh penyandang disabilitas ketika bencana terjadi.
Dengan adanya lokakarya ini, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dari hulu (Kabupaten) hingga ke hilir (Kota) dalam menghadapi banjir dan longsor yang ada di wilayah sepanjang DAS Garang.