Abstrak
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki sekitar 150 juta penduduk (60%) yang tinggal di wilayah pesisir. Penduduk di wilayah pesisir memiliki kerentanan yang tinggi terhadap efek perubahan, misalnya dalam bentuk kenaikan permukaan laut dan badai yang lebih kuat dan lebih hebat. Pertumbuhan penduduk di wilayah pesisir juga akan meningkatkan risiko bencana terutama karena dampak perubahan iklim seperti banjir, kekeringan, dan banjir rob. Studi ini mengkaji perubahan dinamis penduduk perkotaan dan kelurahan dalam tiga periode dekade, dari tahun 1990, 2000, hingga 2010. Untuk mengetahui berbagai bencana yang lebih terkait dengan perubahan iklim, maka analisis dilakukan di wilayah pesisir utara Provinsi Jawa Tengah. Studi ini menggunakan data potensi desa (PODES) yang rutin dikumpulkan oleh pemerintah. Hasil studi menunjukkan bahwa sekitar 41% penduduk di Provinsi Jawa Tengah tinggal di wilayah pesisir utara dan 50% di wilayah perkotaan. Jumlah kejadian bahaya dalam rentang jarak 0–40 km dari garis pantai adalah: banjir (tidak pasang surut) —335; banjir rob — 65; dan kekeringan — 28. Berdasarkan studi ini, sekitar setengah dari bencana banjir (non-pasang surut) terjadi dalam jarak 10 km dari garis pantai, sedangkan banjir rob mencapai 80%. Sebagian besar bencana terkait iklim ditemukan di daerah pedesaan dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang rendah, sedangkan di daerah perkotaan bencana ditemukan kurang dari 1% dan lebih dari 3% pertumbuhan penduduk.
Kata Kunci: Pertumbuhan Penduduk, Bencana Terkait Iklim, Peristiwa Bahaya, Pantai Utara Jawa Tengah