Abstrak
Mixed use development merupakan salah satu aspek pendukung kota kompak dalam pembangunan kota berkelanjutan yang menitikberatkan pada suatu pengembangan kawasan dengan berbagai fungsi seperti hunian, komersial, perkantoran, dan sarana pendukung lainnya yang dikembangkan dan dibangun dalam satu kawasan. Konsep ini menjawab kebutuhan akan optimalisasi ketersediaan pada suatu lahan perkotan yang terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji tingkat penggunaan lahan campuran dalam mendukung ruang yang kompak dan berkelanjutan di Kota Semarang, sebagaimana direncanakan dalam RTRW Kota Semarang tahun 2011-2031. Untuk tujuan ini, penggunaan kota campuran dapat diukur dari pola penggunaan lahan dan tingkat penggunaan lahan campuran. Indeks Entropy adalah ukuran tingkat penggunaan lahan campuran yang memperhitungkan persentase relatif dari dua atau lebih jenis penggunaan lahan di suatu wilayah. Ukuran Indeks Entropy menunjukkan penggunaan lahan yang baik di daerah tertentu relatif seimbang terhadap penggunaan lahan lainnya pada batasan wilayah tertentu. Adapun distribusi penggunaan lahan setiap lingkungan didapatkan dari shapefile penggunaan lahan perkotaan dan interpretasi citra. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan ukuran kuantitatif penggunaan lahan campuran secara spasial melalui penggunaan data Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasilnya, ditemukan bahwa di pusat kota ada kawasan yang dianggap sebagai contoh pengembangan penggunaan lahan campuran di Kota Semarang yang berada di Kecamatan Semarang Tengah (Pekunden, Karangkidul, Brumbungan, dan Jagalan).
Kata Kunci: Mixed Use, Kota Kompak, Berkelanjutan, Indeks Entropy, SIG