Indonesia adalah satu wilayah yang rentan terhadap bencana alam ditengah perubahan iklim dan tingginya laju urbanisasi. Menurut Bank Dunia, Indonesia adalah negara peringkat ke-12 dari 35 negara di dunia yang memiliki risiko tinggi terhadap korban jiwa dan kerugian ekonomi akibat dampak berbagai jenis bencana (Kementerian Keuangan, 2019). Menurut Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) yang dikeluarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), jumlah kejadian bencana dan korban baik materiil maupun jiwa juga mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki kondisi geologis, geografis, hidrologis, demografis dan sosiologis yang menjadikannya rawan terhadap bencana, baik bencana alam, non-alam, maupun bencana sosial (Perka BNPB No 1/2012).
BNPB, melalui Direktorat Kesiapsiagaan, Kedeputian Bidang Pencegahan, sejak tahun 2012 telah menginisiasi suatu proses proses pembangunan dalam rangka pengurangan risiko bencana melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Program dengan tajuk Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana/Katana) ini merupakan program pengelolaan risiko berbasis komunitas dengan harapan masyarakat tidak saja menjadi objek dari proses tetapi dapat terlibat secara aktif dalam mengkaji, menganalisis, menangani, memantau dan mengevaluasi upaya-upaya pengurangan risiko bencana di daerahnya dengan memaksimalkan sumberdaya lokal yang ada (BNPB, 2021). Hingga tahun 2021, sudah ada 22 Katana di Kota Semarang baik melalui dukungan APBD maupun APBN.
Pada tahun 2022, IKUPI menjadi mitra BPBD Kota Semarang sebagai fasilitator Katana Jabungan Kota Semarang. Kegiatan ini dilaksanakan melalui diskusi partisipatif dengan para pemangku kepentingan terkait di Kelurahan Jabungan. Katana memuat serangkaian proses dari tahap identifikasi bencana hingga perencanaan upaya pengurangan risiko bencana. Katana diharapkan dapat mendorong upaya pengurangan risiko bencana di tingkat kelurahan dengan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan wilayah. Partisipasi dari berbagai stakeholder dalam upaya penanggulangan bencana sangat diperlukan mengingat informasi, pengalaman, dan dampak yang dirasakan dapat berbeda satu sama lain.