Abstrak
Perkembangan kota merupakan upaya pembangunan yang diikuti dengan perubahan berbagai aspek didalamnya. Fenomena tersebut terjadi di Kota Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah khususnya di Kawasan Segitiga Emas yang diarahkan sebagai kawasan pusat bisnis. Perkembangan tersebut mempengaruhi perubahan berbagai aspek terutama di kampung kota. Kampung kota merupakan sistem sosial yang kompleks dan dinamis, dihuni oleh beragam warga kota, dengan agama, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, etnis yang berbeda (Setiawan, 2010 : 13). Perubahan atau transformasi yang terjadi di kampung kota meliputi aspek fisik, kependudukan, dan sosial ekonomi. Untuk lebih memahami karakteristik dari transformasi kampung kota maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji transformasi kampung kota di Kawasan Segitiga Emas Kota Semarang berdasarkan perspektif fisik spasial, kependudukan, dan sosial ekonomi tahun 2000-2013. Berdasarkan RTRW Kota Semarang maka lokasi penelitian adalah Kampung Sekayu sebagai kampung yang dipertahankan dan Kampung Petempen sebagai kampung yang tidak dipertahankan. Berdasarkan analisis diperoleh hasil bahwa transformasi Kampung Petempen terjadi lebih besar dibanding dengan Kampung Sekayu. Terutama pada perubahan pemanfaatan lahan permukiman menjadi perdagangan dan jasa, kependudukan, serta kondisi sosial masyarakatnya. Perubahan luas permukiman menjadi perdagangan dan jasa di Kampung Petempen sebesar 40% (4,607,1 m2), sedangkan Kampung Sekayu hanya 26% (1.220 m2). Dilihat dari kependudukan yaitu terjadi penurunan jumlah penduduk sebanyak 63,2% tahun 2011-2013 di Kampung Petempen, sedangkan di Kampung Sekayu hanya menurun 21,9% sejak tahun 2000-2013. Sedangkan dari aspek sosial ekonominya, yang terjadi adalah kondisi sosial masyarakat Kampung Petempen yang menjadi lebih individualis karena semakin sedikit jumlah penduduk yang tinggal di kampung tersebut. Sebaliknya meskipun secara fisik Kampung Sekayu juga mengalami banyak perubahan, namun masyarakat masih memililiki nilai sosial yang tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kampung kota yang dipertahankan memiliki eksistensi sebagai permukiman yang tinggi dibanding yang tidak dipertahankan. Sehingga kebijakan pemerintah sangat diperlukan dalam upaya kebertahanan kampong kota.
Kata Kunci: Kampung Kota, Perkembangan Kota, Transformasi